Monday, March 31, 2014

CERBUNG: Mencari Aku, Waktu, dan Rahasia Dunia (Part 8)

Oleh: Mulyadi Saputra (Moel)
foto by: www.supreme-energy.com
Bakau Heni-Rajabasa, Lampung

Aku meloncat masuk dan duduk di kursi paling belakang.
            “Mau kemana Bang?” kondektur menanyaiku bermaksud meminta ongkos perjalanan, gaya bahasanya memang tak terbaca bila hanya membaca teks pertanyaan ini. Sedikit kugambarkan, orang itu memakai topi warna hitam, memakai kaos merah dan celana setengah tergantung bekas potongan. Di kantongnya terselip handuk kecil untuk mengelap keringat seperti Mang tahu gejrot yang tiap hari lewat depan kos. Ditangannya tertumpuk uang puluhan, lima ribuan, seribuan dan receh lima ratusan. Crik..crik…crik..

Thursday, March 6, 2014

CERBUNG: Mencari Aku, Waktu, dan Rahasia Dunia (Part 7)

Oleh: Mulyadi Saputra (Moel)

Di Pelabuhan Bakau Heni
            Suara teriakan menyambutku, melenting suaranya, menguak-nguak. Calo dan kondektur bus adu tarik suara. Hayo, siapa yang paling lantang suaranya? Jika ada dewan juri yang menilai maka akan tahu siapa suara terlantang pagi ini. Sayang semua orang sibuk dengan kesibukannya masing-masing…
            Aku yang paling santai, saat tasku ditarik sana-tarik sini aku hanya menggeolkan pundakku. Lantas tas besarku bergerak dan tangan-tangan calo dan kondektur terpelanting semua. Hebat juga rupanya, padahal aku hanya lewat Banten saja, tak mampir atau berguru disana. Tapi lenggokan tasku mampu melepaskan tangan segar mereka semua.

Thursday, February 27, 2014

CERBUNG: Mencari Aku, Waktu, dan Rahasia Dunia (Part 6)

Oleh: Mulyadi Saputra (Moel)
Antara Pulau Jawa dan Sumatra
 
sumber foto: www.wijanarko.net
            Sebentar lagi aku akan ucapkan selamat tinggal Pulau Jawa. Pergantian hari yang mungkin indah mungkin juga mengharukan. Aku ingin pas matahari terbit nanti berada pas ditengah-tengah lautan antara Pulau Jawa dan Pulau Sumatra. Jadi aku akan membedakan enak di Jawa atau di Sumatra. Itu saja tak lebih.
            Tiket Ferry telah kugenggam di tangan kiri. Tangan kanan menjinjing sebotol air mineral. Aku terus berjalan melewati tangga dan jembatan yang tinggi untuk masuk kedalam pintu Ferry khusus penumpang. Mataku masih terus jelalatan memandang sepuas mungkin Pulau Jawa , sedangkan Pulau Sumatra belum terlihat belang hidungnya.

Thursday, February 6, 2014

CERBUNG: Mencari Aku, Waktu, dan Rahasia Dunia (Part 5)

Oleh: Mulyadi Saputra (Moel)

Pelabuhan Merak



            Benar-benar usai ceritanya. Aku berjalan menuju sebuah gedung besar di tepi pantai Merak. Pasti gedung milik PT. ASDP, sudah kukira. Soalnya setiap aku turun naik Kapal Motor (biasa di singkat dengan KM), selalu ada tulisan seperti itu. jadi kutebak saja. Setelah masuk, rupanya ramai didalamnya orang bergelimpangan. Bukan orang sakit, bukan pula orang mengungsi seperti di daerah yang terkena bencana, bukan pula gelandangan. Mereka para musyafir yang ingin melanjutkan perjalanannya besok setelah matahari mulai tak malu lagi.
            Aku ikut-ikutan berbaring seperti halnya mereka, di berinya aku tikar seperti matras. Kupakai, tapi ia meminta harga tiga ribu. Oh…baru tahu. Rupanya matras itu

Tuesday, February 4, 2014

CERBUNG: Mencari Aku, Waktu, dan Rahasia Dunia (Part 4)

Oleh: Mulyadi Saputra (Moel)

Dalam Bus, Bandung—Merak


            Irama ban berputar menjadi pengiring lamunanku. Ditambah klakson yang berbunyi seperti terompet jadi mirip musik ska, sedangkan goyangan akibat jalan tak rata mirip orang sedang berdansa. Wah… romantis sekali pokoknya. Seorang bertopi duduk di sampingku tak menghiraukan kenikmatanku sama sekali. Kenikmatan tiada tanding. Mengingat pertunanganku tiga belas menit yang lalu. Mengingat manisnya calon istriku, meski tidak tahu kapan kami akan nikah. Mengingat ciuman tadi yang lama sampai seluruh bibirku basah kuyup seperti kucing kejebur di belanga yang penuh minyak habis menggoreng ikan asin. Mataku melirik ke sekantong plastik makanan yang dibelikan si Manis, takkan habis kutelan sampai di depan pintu rumah nanti. Pisang jemur, dodol garut, tempe goreng renyah, biscuit roma, satu yang kurang. Peuyeum. (Bukan peuyeumpuan) Tapi, makanan khas Bandung, yang terbuat dari ubi yang dibusukkan dan di lumuri ragi.
            “Mau kemana Mas?” buyar semua yang ada diotak. Sekonyong-konyong orang itu tersenyum-senyum menggoda.
            “Em..mau ke Merak,” ujarku gugup terkejut.

Tuesday, October 29, 2013

CERBUNG: Mencari Aku, Waktu, dan Rahasia Dunia (Part 3)

Oleh: Mulyadi Saputra (Moel)

Di Terminal Cicaheum
 
sumber foto: www.bisnis-jabar.com
            Aku berdiri menghadap ke barat. Membungkuk. Entah berapa bus yang keluar masuk. Aku belum masuk ke terminal, sedang menunggu si Manis. Ia janji akan mengantarku di terminal ini, di tempat aku berdiri ini. Bus jurusan Merak Banten telah banyak yang lewat di hadapanku. Dari mulai Bima Suci aku tak menghentikannya. Karena di samping dekat pintu tertulis dengan cetak miring “Executive class”  Fas: AC, Toilet, video, audio, smoking area, dll. Membuat kakiku tak mau melangkah sama sekali. Dan yang kedua Arimbi juga sama punya label kelas elite. Aku tahu benar selera kantongku dan hidupku. Keramat Jati, kelas ekonomi yang lambat sampai tujuan karena jalurnya bukan tol melaikan jalur puncak. Pemandangan yang indah, perkampungan yang asri, gadis desa yang hanya makai kain tersangkut di payudara. Kalau payudaranya kecil kain itu pasti melorot tak mau nyangkut. Jadi, gadis desa yang ingin memakai pinjung harus berpayudara besar kalau tidak, siap-siap saja untuk di lihat oleh siapa saja kalau melorot. Edan!

Friday, June 21, 2013

CERBUNG: Mencari Aku, Waktu, dan Rahasia Dunia (Part 2)

Oleh: Mulyadi Saputra (Moel)



“Aku Mau Pulang Kampung”

            Pulang kampung bagiku suatu dambaan hidup. Berat rinduku pada kampung halaman, sudah melebihi dari berat badanku. Jadi kalau timbang badan, berat badanku sampai seratus dua puluh kilogram. Padahal berat badanku murni hanya lima puluh satu kotor, karena baju dan celana ikut ditimbang, selebihnya itu berat rinduku. Tapi aku teringat kekasihku yang kucinintai ada disini. Dan pasti aku takkan bisa melupakan dia, dia adalah satu-satunya perempuan yang mau menerima aku dari segala macam kekurangan.

Oleh karena itu ikutilah kepulang kampunganku kali ini.
Kalau mau ikut biaya sendiri.
***

Saturday, May 11, 2013

CERBUNG: Mencari Aku, Waktu, dan Rahasia Dunia (Part 1)

Oleh: Mulyadi Saputra (Moel)

Di Tepi Pantai 
Foto: @mulyadi_saputra

Dua sosok manusia tercenuk di pasir. Beralaskan ponco (Jas Hujan) warna hitam, segelas kopi (gelas dari bambu) bertangkai, dan beberapa batang rokok (berbeda merk) harga murahan, tapi kami tidak melakukan seperti halnya lagu Jamrud ‘telat tiga bulan’ karena kami sama-sama pria. Obrolan hangat mengunci kami untuk  tidak pergi dari tempat yang deras dengan deburan angin. Suara ombak adalah soundtrack yang indah dari tepi pantai. Desiran pasir sebagai soundbite, suara bising di luar sana menjadi pengecoh. Mau berpihak pada kami atau kafe yang ada disana. Itulah pilihan yang harus di jawab sebelum kami dan kafe itu lenyap ditelan malam. Ternyata banyak yang berpihak pada kafe. Kami tak punya  daftar menu malam ini…

Tuesday, April 23, 2013

Cerbung : Perempuan Setengah Hati 22

Oleh: Mulyadi Saputra (Moel)



Bagian 22 
Semua Terjawab
Sekitar jam tujuh malam ia telah melesat ke sebuah kafe. Sewaktu mereka berdua pacaran mereka biasa kencan disana. Suasana sejuk menerpa saat di perjalanan. Setelah sampai kafe itu sudah ramai ia duduk di kursi yang dulu biasa mereka berduan.
            Satu jam berlalu. Ia masih menunggu kedatangan Debi. Beberapa kali ia melihat lengannya. Satu gelas jus orange menghiasi meja. Satu bungkus rokok dan korek tergeletak dismping. Asbak telah terisi beberapa puntung. Debi belum juga datang.
            “Apa dia hanya ngerjain gua ya.....?” tatapannya kosong kearah pintu masuk kafe.
            “Hai.....udah lama...?” Debi menyapa dari belakang.

Thursday, April 18, 2013

Cerbung : Perempuan Setengah Hati 21

Oleh: Mulyadi Saputra (Moel)



Bagian 21 
Jalan terakhir
            Gemericik hujan menyertai malam yang gelap. Ivan masih saja duduk sendiri di depan terasnya. Rokok dan kopi menemani dimeja seblah kanannya. Sebentar-sebentar ia meneguk kopi hangat dan menghisap rokoknya dalam-dalam. Dunia semakin butek. Suara gemuruh hujan semakin kencang, Guntur bersahut-sahutan, kelat mengadu-ngadu.
            Ivan masih saja disana tanpa berubah posisi. Buku-buku disampingnya hanya sebagai hiasan tak dibacanya. Entah ia sedang memikirkan apa.

Monday, April 15, 2013

Cerbung : Perempuan Setengah Hati 20

Oleh: Mulyadi Saputra (Moel)


Bagian 20
Ulang Tahun
            Ulang tahunnya tinggal beberapa hari lagi. Ivan semakin bingung, tapi sepertinya ia harus merayakan ulang tahunnya ini sebagai rasa ungkapan kebahagiaan, dengan pertambahan umur. Ia sangat berharap untuk bisa lebih memaknai hidup dengan lebih berarti dari sisa umurnya ini. Namun disisi lain ia sedikit bimbang dengan pendapatnya tadi, ULTAH adalah berkurangnya umur, kok harus dirayakan dengan pesta dan penuh kebahagiaan, seharusnya menangis dengan semakin sedikitnya umur yang dimiliki.

Thursday, April 11, 2013

Cerbung : Perempuan Setengah Hati 19

Oleh: Mulyadi Saputra (Moel)
ilustrasi dari my.opera.com 

Bagian 19
Pulau Bali
            Keuntungan tak pernah ingkar. Siapa yang tidak tahu dengan pulau Dewata, wisata dan budayanya yang mengasikkan. Pantai dan tempat klasik ada di sana. Di dunia juga mengenal pulau itu. Indonesia sangat bangga sekali punya wilayah itu. Sepertinya aset terbesar. Penduduknya yang teguh dengan adat, sepertinya turis yang keluar masuk tak nampak merubah mereka.

Friday, April 5, 2013

Cerbung : Perempuan Setengah Hati 18

Oleh: Mulyadi Saputra (Moel)


 
Bagian 18
Sejuta Masalah
            Syerly duduk di teras depan rumahnya, ia termenung dan sedikit murung. Wajahnya tersirat sejuta masalah yang menekan disetiap hari sepi mengguncang jiwanya. Ivanlah yang sangat tahu bagaimana keadaannya sekarang ini, ia sering menceritakan dengan nada sedih. Ivan sama sekali tak mampu memberikan saran atau apapun kepadanya. Ia sering bercerita tentang cintanya yang tak kunjung terjawab oleh derasnya angin yang meniup dunia asmara. Ia juga tak pernah berusaha mengungkapkan perasaannya itu.

Saturday, March 30, 2013

Cerbung : Perempuan Setengah Hati 17

Oleh: Mulyadi Saputra (Moel)


Bagian 17
Semalam Ini.
Hari yang kelabu. Ivan masih saja sendiri, seperti tak ada yang menyibukkan dan disibukkan, hanya di rumah saja.
“Hari ini hari sabtu lagi” ucapnya gelisah sambil menggaruk-garuk kepala. Kata banyak orang “Malam minggu adalah malam panjang tapi, orang lebih suka menyebutnya week end sedikit Britis dan mungkin lebih keren dan mempunyai makna sendiri. Memang malam minggu mempunyai keistimewaan tersendiri, disamping besok siangnya hari libur juga mempunyai momen penting bagi para remaja. Namun tak habis pikir jika hari minggunya libur dan hari-hari biasa juga libur alias tak ada kegiatan apa malam minggu masih punya keistimewan bagi orang tersebut...? Atau seseorang tersebut dari jam tujuh malam minggu ia sudah tidur, apa malam minggu itu malam panjang...? Pikirannya tertumbur dengan tawaran diner dari salah seorang fensnya. Kebetulan malam ini ia tak ada acara. Ia sekarang jomblo.

Friday, March 22, 2013

Cerbung : Perempuan Setengah Hati 16

Oleh: Mulyadi Saputra (Moel)

Bagian 16
Fivety – Fivety

Hari ini kosong blong, tak ada kuliah dan kegiatan. Jadwal show sedang sepi, dia kurang informasi,. Mungkin karena dia seorang model Free Lance, jadi harus benar-benar peka terhadap informasi dan mengejarnya jika ada suara-suara tentang dunia model atau slentang-slenting dari teman-temannya. Entah itu acara fashion atau lounching atau pameran suatu produk.
Dulu dia pernah terikat dengan sebuah Ijensi namun ia keluar karena potongan dari pihak Ijensi sangat besar. Honor yang tidak seberapa dipotong hingga tiga puluh sampai dengan lima puluh persen. Siapa yang tidak kecewa. Ada juga segi positifnya, kalau di ijensi, tak pernah sibuk mencari informasi atau mengejar dan mendaftarkan diri, atau mencari lowongan. Cukup di rumah menunggu panggilan dari pihak Ijensi, mereka yang mencari dan menawarkan. Dalam kehidupan ini tentu ada dua pilihan dan dua sifat. Positif dan negatif. Enak dan susah. Rugi dan untung.

Tuesday, March 19, 2013

Cerbung : Perempuan Setengah Hati 15

Oleh: Mulyadi Saputra (Moel)



Bagian 15 
Fens Club
 Majalah besar pastinya ingin dikagumi oleh pembaca dan akan memberikan perubahan baik secara langsung atau tidak langsung, itulah harapan mereka sebagai media. Apalagi media itu adalah media remaja, di mana para anak muda untuk memperoleh informasi tentang model, gaya hidup dan penampilan mereka. Tak hayal jika majalah akan mencari model untuk mengisi pada suatu kolom atau rubliknya adalah seorang model yang disukai dan dikagumi banyak orang.

Saturday, March 16, 2013

Cerbung : Perempuan Setengah Hati 14

Oleh: Mulyadi Saputra (Moel)
Bagian 14
Kontrak
Bajunya lusuh dan kusam, duduk di sebuah trotoar jalan. Itulah yang ia pandang sore itu setelah pulang dari rumah Yadi. Tak difikirkan sama sekali, ia langsung saja menyelip dua motor di depannya. Saat di perjalanan ponselnya bergetar-getar. Entah dari siapa, tak juga diangkatnya. Setelah sampai dirumah baru ia lihat.
“Dua panggilan tak terjawab dari Mas Dodi”. Gumamnya pelan. “Gua harus telpon dia kayak penting,” Tombol-tombol di telphon genggam, itulah sasarannya.

Thursday, March 14, 2013

Cerbung : Perempuan Setengah Hati 13

Oleh: Mulyadi Saputra (Moel)



Bagian 13
Biarkan Memilih

“Van, tolongin Ibu…” pinta Ibu saat keluar dari mobil membawa banyak belanja. Sudah terbiasa bila awal bulan mereka selalu belanja untuk persediaan. Ivan tak langsung merespon. Ia masih termangu dengan laptop dan buku catatan kecil yang selalu ia bawa kemanapun.
“Ivan,…” seru kembali ibunya.
“Iya Bu…” sambil lari ia memakai kaos oblong warna putih dengan tulisan di punggungnya “COOL!!”.

Monday, March 11, 2013

Cerbung: Perempuan Setengah Hati 12

Oleh: Mulyadi Saputra (Moel)


Bagian 12
Tak Pandang Bulu
Yadi adalah teman lama Ivan. Mereka berteman dari SMA namun mereka akhir-akhir ini jarang bertemu dan komunikasipun terlihat jarang. Saat Ivan pergi kesebuah taman di Bogor mereka bertemu dan saling menanyakan kabar. Saling canda. Keakraban kembali terjalin sebagaimana dulu sewaktu di SMA. Yadi ditemani seorang perempuan. Pacarnya. Ivan tak sengaja di sana ia hanya menghadiri acara keluarga. Kebetulan lokasi yang ditempatkan di Bogor.
Ivan diperkenalkan dengan pacar Yadi. Tubuhnya sangat menggoda sekali. Tinggi, putih dan rambutnya lurus panjang. Ivan menebar senyum padanya.

Saturday, March 9, 2013

Cerbung: Perempuan Setengah Hati 11

Oleh: Mulyadi Saputra (Moel)


Bagian 11
Jujur Itu Pedih
Sehabis diskusi ia langsung beranjak pulang. Diperjalanan ia teringat dengan Sari. Ia tak pernah memberi kabar seakan-akan ia mengngantungkan perasaan orang lain. Ia juga berpikir kalau saja itu semua terlimpah padanya pasti itu juga membuat setres. Ia berhenti disebuat rumah makan Padang. Sambil menunggu hidangan diantar oleh pelayan ia menarik ponselnya.

Monday, March 4, 2013

Cerbung: Perempuan Setengah Hati 10

Oleh: Mulyadi Saputra (Moel)



Bagian 10
Kebetulan Sama
            Gugun dan Sonny sekarang sedang pergi ke Mall. Mereka sedang happy-happy dengan Nania dan Dian yang selalu mendampingi mereka. Meski Sonny bukan seorang model tetapi ia bisa meluluhkan wanita model seperti Dian yang sebegitu cantik dan sebegitu menawan. Susah diungkapkan dengan kata-kata. Gandengan tangan yang erat dari masing-masing pasangan menghanyutkan waktu. Merekapun membeli tiket bioskop. Ingin nonton Film yang sedang marak diceritakan oleh kalangan penggemarnya.

Saturday, March 2, 2013

Cerbung: Perempuan Setengah Hati 9

Oleh: Mulyadi Saputra (Moel)


Bagian 9
Diary
            Panas matahari siang menyengat, udara juga ikut terbawa masuk kepori-pori tubuh. Begitulah suasana siang itu disebuah pintu Tol Mohammad Toha siang itu. Ivan bersama kedua orang tuanya dari Ciwidey. Sebuah tempat yang sejuk di daerah Jawa Barat, sangat terkenal dengan pemandian atau kolam renang yang berair panas alias pemandian panas. Senganja mereka lewat Tol Mohammad Toha untuk menghindari macet. Jika lewat Kopo hari minggu seperti ini pasti macet, bisa-bisa sampai rumahnya malam. Meski rumahnya lebih dekat dari sana.

Friday, February 22, 2013

Cerbung: Perempuan Setengah Hati 8

ilustrasi by: pesantrenmedia.com


Bagian 8
Untuk Teman
            Bersantai di kamar sambil baca buku adalah yang sangat mengasikkan bagi pemuda satu ini. Alunan musik dari sebuah winamp pun memboyong damainya suasana kamar itu. Lampu di meja itulah yang menjadi saksi.
            Ivan memang gemar membaca, apalagi itu berbau sastra seperti Novel, Cerpen dan Puisi. Kemudian ia beranjak mendekati Tape yang mengumandangkan lagu. Telunjuknya pas di tombol power. Mati. Seketika terasa sepi, namun ia kembali duduk di meja belajar. Lalu ia menjamah

Monday, February 18, 2013

Cerbung: Perempuan Setengah Hati 7



Bagian 7
Pagi Yang Hilang
            Ibunya beberapa kali bertanya selama ini ia di mana..? begitu banyak telpon yang masuk banyak sekali bertanya tentang Ivan yang menghilang begitu saja.
            “Aku pengen ngilangin setres Bu, refreshing....” ucapnya sambil memakai handuk, hendak mandi sepertinya.
            Sang ibu hanya senyum.

Saturday, February 16, 2013

Cerbung: Perempuan Setengah Hati 6


ilustrasi by: www.destination360.com
Bagian 6
Camping
             Terang-benerang malam itu. Di samping bulan yang membundar seperti bola ditambah kerlap-kerlip bintang. Angin yang datangpun terlalu bersahabat meski membawa dingin namun menyimpan keromantisan tersendiri. Kebisingan kota sangat jauh, polusi udara juga terjaga.
            Memang suasana gunung seperti ini pasti didambakan banyak remaja. Begitu pula ketiga remaja yang sekarang ini sedang menyusun kayu untuk dibakar sebagai penghangat badan sekaligus sebagai alat untuk merebus air. Dino,
            ”Van, ambil kopi di ransel gua.” Sambil ia berusaha menyalakan korek api. Ivan dengan kegelapan meraba-raba tas yang tadi terimpan manis dipojok

Wednesday, February 13, 2013

Cerbung: Perempuan Setengah Hati 5

Oleh: Mulyadi Saputra (Moel)



Bagian 5
Cinta Vs Dusta
            Janji muluk Ivan sangat di dengarkan oleh Heni. Seperti tidak tahu gombalan cowok saja. Padahal permintaan-permintaannya sangat jarang sekali di kabulkan oleh Ivan. Jalan-jalan, nongkrong di kafee sampai minta antar ke suatu tempatpun selalu tak pernah dituruti Ivan. Alasan bermacam-macampun terkeluar darinya. Heni sepertinya sangat waspada sekali dengan kalau pacarnya akan berubah dalam waktu yang sebentar. Seperti yang diungkapkan salah seorang tokoh “Bila kita memperoleh sesuatu dengan mudah maka, akan mudah pula hilang dari kita.”
            Sama halnya Heni mendapatkan Ivan. Sangatlah mudah, sekali saja ia dekat dengan Ivan dengan menjual bagaimana kemolekan tubuh dan lentik jarinya, hati Ivan dengan mudah terkobar dan menyambar seperti petir.
            Sesal Heni tidak terkira saat ia merasakan kebohongan dari orang yang sangat ia

Saturday, February 9, 2013

Cerbung: Perempuan Setengah Hati 4

Oleh: Mulyadi Saputra (Moel)

Bagian 4
Jangan Main Api
Malam yang cerah telah berlalu dengan gesit. Gemerlap bintang telah sirna tertumbur oleh sorot matahari yang begitu tajam melesat menembus celah-celah bumi. Bayang-bayangpun terlihat jelas kembali. Datang dan pergi sepertinya hal yang tak asing begitu kita merasakan antara malam dan siang. Aktivitas mulai berjalan, begitulah perputaran yang sebenarnya. Takluput bagi sekelompok maha siswa seperti Ivan dan semuanya.
Suara mobil yang meraung-raung terdengar dari dalam garasinya.

From :    Sari          06:12:28
     Mat pagi Van....
     Udh Bgn blm..?
     Kuliah nggk hri ini.
     Muach...

Sambutan pagi telah menyapa. Begitu bahagia membacanya, apa lagi orang yang sedang dilanda badai cinta seperti

Wednesday, February 6, 2013

Cerbung : Perempuan Setengah Hati 3

Oleh: Mulyadi Saputra (Moel)
sweetyvinz.wordpress.com
        Bagian 3
Oleh-Oleh Jakarta

Fashion Show, itu adalah bagian dari kehidupan model. Tidak aneh kalau mereka terus menjalani provesi yang tidak begitu membuat capek itu. Lampu gemerlapan adalah dunianya. Sepertinya pengunjung pada acara kali ini sudah mulai berdatangan.  Ivan merasakan seperti gugup, ia seperti tidak pernah saja diperlihatkan pada banyak orang seperti ini.
Mereka berkumpul diruang tunggu bersama model-model yang lain dari Bandung maupun dari Jakarta sendiri. Ia terus melirik seorang perempuan asal Jakarta yang duduk bersama ketiga teman modelnya. Lumayan centik, dengan hidung mancung mata sedikit liar, perawakan langsing, tinggi semampai dan rambutnya lurus, mengusung Ivan untuk terus memperhatikannya.
”Rada mirip Debi

Thursday, January 31, 2013

Cerbung: Perempuan Setengah Hati 2



Ilustrasi by: inforinaldi.blogspot.com

Bagian 2
Aji Mumpung

            Pagi pun begitu dingin dengan embun yang menutupi jarak pandang dan kesejukan menembus keseluruh tubuh. Ivan duduk di teras belakang sambil menikmati indahnya pagi dengan sebatang rokok Malboro.  Seraya Ibu memanggil, mengajak sarapan bareng dengan Ayah yang sebentar lagi akan berangkat ke kantor. Ia beranjak dengan menjelentikkan rokok dari jemarinya.
            Ayah senyum menyapa pagi dengan lembut. Ivan pun membalas dengan duduk pas di kursi lipat. Ayah hanya diam mengambil sepotong roti dan menampalkan keju di atasnya.
            “Van...Ayah mau ngomong dengan kamu. Kamu boleh punya

Tuesday, January 29, 2013

Cerbung: Perempuan Setengah Hati 1

hafshaher.blogspot.com
    Bagian 1
 Jejak
“Van, elo yang bener dong.... kita temenan bukan sekarang-sekarang aja, dari dulu Van...! gua nggak seneng dengan cara elo ngomong,” Ucap Andi setelah jengkel karena ia merasa diremehkan Ivan. Mulutnya telah kecut untuk memuntahkan kata-kata panas itu. Harga diri bukan bagaimana orang menginjak harkat martabat saja, tapi juga bagaimana orang meremehkan kita seakan-akan kita seorang yang menerima keajaiban alam untuk menolong. Mustahil. Tuhan memang Maha Penyayang, tapi ia takkan menurunkan pertolongan dari langit seperti jaman dahulu. Mukjizat katanya.
            “An...An....elo jangan sensitif gitu dong...Gua cuma canda lagi...” cengkal Ivan membela dirinya.
      “Ah...Gua bosen ngomong ma elo....” Andi seraya pergi meninggalkan Ivan begitu saja. Ivan menarik-narik tangannya namun ia malah menampik dan diperlihatkan kejengkelannya. Raut mukanya sangar.
          “Ah....resek elo

Sunday, January 27, 2013

Orang Jenius

 

Ardi adalah sosok orang yang terkenal jeniusnya. Suatu hari ia sakit parah dan dirawat di rumah sakit. Ia telah merasa kalau umurnya tidak lama lagi. Pada saat istri dan anaknya berkumpul ia berwasiat,
            “Nanti kalau datang waktu Bapak di ambil oleh Allah, kuburkan Bapak dengan kain kafan yang sudah jelek saja.” Ucap Ardi tersengal-sengal… seluruh orang yang berada disitu terharu dan menangis….
Tibalah hari dimana Allah mencabut nyawa Ardi… seluruh keluarga

Wednesday, January 23, 2013

Secangkir Kopi Untukmu

Oleh: Mulyadi Saputra
 


Secangkir kopi hangat selalu menyertai disetiap diskusi pendek. Tanpa kopi diskusi takkan berjalan dengan normal. Kata-kata itu selalu muncul untuk memulai perkumpulan atau duduk bareng sambil diskusi. Empat pria itu selalu kumpul disetiap selesai kuliah (mata kuliah) atau jam-jam kosong dan juga sewaktu malas masuk dengan mata kuliah hari itu. Mereka sering menyebutnya sebagai matakuliah ketiga.
Duduk, nongkrong, ngobrol, diskusi, canda, tawa, ide, solusi, muncul disebuah kantin umum di depan fakultas disalah satu perguruan tinggi pinggiran tempat mereka kuliah. Begitu juga kopi sebagai teman sejati yang mengiringi pembincangan asik hari itu. Mungkin tidak asing lagi dikalangan muda jika berkumpul terus minum kopi. Jangan salah obrolan warung kopi atau kantin lebih banyak diserap oleh otak dari pada belajar di dalam kelas dengan suasana yang formal (tapi ingat ini tidak berlaku untuk semua orang). Mungkin itu dikarnakan kita bebas ketika berpendapat tanpa malu. Kita sekeritis mungkin mengungkapkan pandangan tanpa harus segan dan siapapun akan boleh ikut alias terbuka. Bisa minum kopi, merokok dan bercandapun tidak salah dan dimarahin.
Dani, Restu, Yadi, Yoko. Sosok lajang

Friday, January 18, 2013

Tiada Yang Lain



Oleh: Mulyadi Saputra (Moel)

                                                                                                       

         Saat Udin ingin pergi merantau ke Jakarta Ibunya membekali pesan yang akan jadi tumpuan hidup di kampung orang bagi dia. Ucapan itu yang terdengar di telinganya pagi itu.
         “Din…hati-hati di sana. Raihlah cita-citamu. Jadilah orang yang berguna.” ia bersalaman dan mencium tangan Ibunya. Sunarti sangat sedih sekali karena dia adalah anak semata wayang. Ibunya berbisik sedikit terputus dengan isakan tangis kecil yang tak kuat lagi ia tahan.
         “ Oh…Tuhan berilah anakku keselamatan, jadikan ia

S i n o p s i s Novel: Mencari Aku Waktu Dan Rahasia Dunia

Mencari Aku, Waktu, dan Rahasia Dunia adalah judul dari novel ini. Novel ini menceritakan tentang seorang anak muda dalam proses pencarian. Tokoh utamanya adalah ‘Aku’ dengan nama Fajruddin Saleh bin Tjik Saleh dengan karakter pemuda yang idealis dan memiliki seorang kekasih yang berbeda kepercayaan (ia memanggil kekasihnya itu si Manis, nama aslinya Resita Maulia). Tokoh utama adalah seorang mahasiswa Ilmu Komunikasi Jurnalistik di salah satu universitas di Bandung yang sedang bercerita tentang bagaimana jika ia telah memperoleh gelar sarjana nanti. Ia sedang menjawab sebuah pertanyaan dari temannya (Ivan), di sebuah Pantai Kuta Bali. Novel ini banyak menggunakan pengibaratan, ini kutipan paragraph di dalamnya: Sekarang siang sudah terbentang seperti bioskop yang baru selesai filmnya. Byar...! nyala lampunya. Terang jadinya. Sedangkan orang yang sedang bercumbu langsung berusaha bertingkah seperti orang baru pulang dari masjid, kaki-tangannya langsung kembali kehabitatnya dan buru-buru mengancing segala kancing, celana juga baju. Merapikan rambut yang sama-sama kusut, tak jelas penyebabnya. Mengelap seluruh bagian tubuh yang basah, tak tahulah kalau bagian lain yang basah, di elap atau dibiarkan. Hussss... adegan kegelapan sudah usai! Mirip sekali perbuatan itu dengan penumpang dalam bus ini, ada yang mengusap air liur yang meleleh dibibir, ada yang memoles-moles mata belekan, dan merapi-rapikan rambut yang kusut dan baju yang semerawut, dikancingnya kembali. Masa tidur telah usai. Mau tahu kenapa? Sebab banyak orang menggunakan kegelapan sebagai ajang aji mumpung! Mumpung orang tidak tahu. Mumpung orang tak ada yang lihat, saya boleh melakukan apa saja, dll, dan dll. Maka terjadilah....adegan setiap kegelapan datang. Tokoh utama akan pulang kampung bila telah selesai kuliah nanti karena tak mampu untuk terus menyandang status pengangguran. Nah, dalam perjalanan pulang itu ia memperoleh banyak pengalaman dari seorang fotografer, seorang wanita yang sudah berkeluarga, keluarga perantauan dan seorang petualang. Pada setiap pertemuan ia selalu ngobrol dan bercerita. Jadi novel ini mengisahkan bercerita lalu dalam cerita itu ada lagi cerita. Jidi, novel ini sengaja ditulis dengan penuh canda, kata-kata yang lucu dan terkadang terdengar norak dan canggung di telinga. Sebab saya ingin menghibur, agar setiap pembaca dapat tertawa di samping keseriausannya mengolah semua pesan yang tersirat dalam isi novel. Bukan hanya itu saja isinya, tokoh utama juga meneruskan ceritanya dengan Ivan dengan lamunan. Dalam lamunan tokoh utama ia setelah di kampung halaman, ia mendirikan sekolah gratis untuk buta huruf. Dan sampai ia bekerja di sebuah instansi pemerintahan, kemudian ia kembali lagi ke Bandung untuk mencari impiannya. Ending dari novel ini sengaja saya buat menggantung, agar pembaca yang meneruskan kisahnya… Pesan yang ingin saya sampaikan dalam novel ini yaitu:  Sebuah kisah perjalanan. Disana saya ingin sekali menggambarkan bahwa hidup ini adalah sebuah perjalanan dan penuh pencarian. Pencarian didunia ini tak lain adalah pencarian kepuasan. Sebab, kepuasan adalah tingkat teratas dari semua level pencarian. Adakah seseorang memperoleh kepuasan? (sudah punya motor ingin mobil, punya istri satu pingin dua dan sebagainya), dan disetiap pencarian tak luput dari sebuah perjalanan baik itu perjalanan sebenarnya atau hanya perjalanan pikiran.  Saya juga ingin menyoroti masalah lapangan pekerjaan dan pengangguran di Negara kita yang tercinta ini. Ada satu anekdot “Yang ahli dan bahkan sarjana saja pengangguran apa lagi tidak sekolah dan tak ahli” lapangan pekerjaan di Indonesia memangsungguh sulit. Dan bahkan tingkat pengangguran semakin hari semakin mertambah.  Pendidikan gratis buta huruf. Saya ingin menyinggung tentang pemerataan pendidikan di Indonesia. Sebab banyak daerah terpencil di Indonesia masih belum tahu huruf alias buta huruf. Contoh di wilayah Papua berapa persen orang yang dapat membaca dan menulis?, lalu di wilayah Jambi ada yang dinamakan Suku Anak Dalam (Kubu), nah suku ini bisa dikatakan, orang yang tak terjamah oleh huruf. Masih banyak sekali penduduk Indonesia yang tak dapat membaca dan menulis sebenarnya.  Tokoh utama kembali lagi kekampung dan setelah itu kembali lagi ke Bandung. Itu adalah pesan yang sangat dasar, bahwasanya kehidupan adalah sebuah siklus waktu. Dimana ada kelahiran ada pula kematian, dimana ada kejayaan juga ada keterpurukan.