-Dimuat di Media Indonesia-

Langkah konkrit pertama yaitu merombak habis institusi saya dengan mengganti orang yang berfikir tidak jadul, diganti dengan yang fikir maju, kritis, dan peka. Sehingga program saya dapat dicerna dan ia juga mempunyai ide-ide baru yang jitu.
Yang kedua, membuat perpustakaan/taman baca yang indah, nyaman dan memiliki koleksi buku terup-date. Perpustakaan yang indah itu bila seorang pembaca masuk dan mencari buku untuk dibaca, akan mudah. Selama ini perpustakaan umum daerah berdesain formal, kaku dan seringkali jauh dari sekolahan, universitas dan lainnya. Buat ruangan tersebut menjadi nyaman dengan taman, ruang baca di lingkungan terbuka sekitar lokasi taman perpustakaan. Tidak terpaku dengan meja yang berderet diruangan dan dengan system administrasi tak berbelit, sehingga menjadi tidak menjenuhkan.
Sedangkan untuk buku yang lengkap dan terup-date mungkin mudah saja, namun kenyataannya ini tidak mudah. Buku di perpustakaan umum atau perpustakaan sekolah di ambah dengan rentang waktu, misalnya tahunan atau per semester. Padahal buku terus terbit bahkan per hari saja sudah tak terhitung dari penerbit seluruh dunia.
Ketiga, konon katanya subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) dialihkan ke pendidikan menjadi dua puluh persen dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN). Dana subsidi sebesar itu akan saya sebagian gunakan untuk membentuk perpustakaan atau taman baca yang lebih meriah, nyaman dan di lokasi yang tepat pula. Karena dua puluh persen dari APBN bila di ambil dua setengah persen saja untuk pembuatan taman baca tentu tidak berefek besar. Disana pula para siswa, mahasiswa dan masyarakat dapat membaca dengan mudah.
Keempat, harga buku yang mahal tentunya juga menjadi kendala besar masyarakat untuk rajin baca. Dengan langkah ini tentu akan meringankan harga buku yang begitu menekan di kalangan menengah atau menengah kebawah. Langkahnya yaitu Depdiknas melobby Direktorat Jendral Pajak (Ditjen Pajak) untuk menghapus pajak PPn buku, diharapkan harga buku menjadi terjangkau oleh masyarakat kita.
Kelima, memberikan atau mengadakan acara-acara yang merangsang masyarakat untuk membaca. Selain itu saya akan mengerahkan orang-orang yang sanggup mengajak masyarakat rajin baca, semacam penyuluhan atau seminar gratis tentang manfaat baca buku. Setelah itu saya mengadakan sebuah acara besar tentang manfaat membaca. Misalnya kontes pengetahuan, lomba menulis dan lainnya yang diadakan per wilayah bahkan per RT, RW, Kecamatan dan di internasional.
Dengan langkah-langkah ini saya yakin masyarakat kita akan menjadi masyarakat yang mempunyai budaya literasi tinggi. Berpengetahuan luas dan dapat menciptkan kemajuan bangsa yang sampai saat ini terus tertinggal oleh Negara-negara yang sebenarnya dahulu bersamaan merangkak.