Saturday, March 30, 2013

Cerbung : Perempuan Setengah Hati 17

Oleh: Mulyadi Saputra (Moel)


Bagian 17
Semalam Ini.
Hari yang kelabu. Ivan masih saja sendiri, seperti tak ada yang menyibukkan dan disibukkan, hanya di rumah saja.
“Hari ini hari sabtu lagi” ucapnya gelisah sambil menggaruk-garuk kepala. Kata banyak orang “Malam minggu adalah malam panjang tapi, orang lebih suka menyebutnya week end sedikit Britis dan mungkin lebih keren dan mempunyai makna sendiri. Memang malam minggu mempunyai keistimewaan tersendiri, disamping besok siangnya hari libur juga mempunyai momen penting bagi para remaja. Namun tak habis pikir jika hari minggunya libur dan hari-hari biasa juga libur alias tak ada kegiatan apa malam minggu masih punya keistimewan bagi orang tersebut...? Atau seseorang tersebut dari jam tujuh malam minggu ia sudah tidur, apa malam minggu itu malam panjang...? Pikirannya tertumbur dengan tawaran diner dari salah seorang fensnya. Kebetulan malam ini ia tak ada acara. Ia sekarang jomblo.

Friday, March 22, 2013

Cerbung : Perempuan Setengah Hati 16

Oleh: Mulyadi Saputra (Moel)

Bagian 16
Fivety – Fivety

Hari ini kosong blong, tak ada kuliah dan kegiatan. Jadwal show sedang sepi, dia kurang informasi,. Mungkin karena dia seorang model Free Lance, jadi harus benar-benar peka terhadap informasi dan mengejarnya jika ada suara-suara tentang dunia model atau slentang-slenting dari teman-temannya. Entah itu acara fashion atau lounching atau pameran suatu produk.
Dulu dia pernah terikat dengan sebuah Ijensi namun ia keluar karena potongan dari pihak Ijensi sangat besar. Honor yang tidak seberapa dipotong hingga tiga puluh sampai dengan lima puluh persen. Siapa yang tidak kecewa. Ada juga segi positifnya, kalau di ijensi, tak pernah sibuk mencari informasi atau mengejar dan mendaftarkan diri, atau mencari lowongan. Cukup di rumah menunggu panggilan dari pihak Ijensi, mereka yang mencari dan menawarkan. Dalam kehidupan ini tentu ada dua pilihan dan dua sifat. Positif dan negatif. Enak dan susah. Rugi dan untung.

Tuesday, March 19, 2013

Cerbung : Perempuan Setengah Hati 15

Oleh: Mulyadi Saputra (Moel)



Bagian 15 
Fens Club
 Majalah besar pastinya ingin dikagumi oleh pembaca dan akan memberikan perubahan baik secara langsung atau tidak langsung, itulah harapan mereka sebagai media. Apalagi media itu adalah media remaja, di mana para anak muda untuk memperoleh informasi tentang model, gaya hidup dan penampilan mereka. Tak hayal jika majalah akan mencari model untuk mengisi pada suatu kolom atau rubliknya adalah seorang model yang disukai dan dikagumi banyak orang.

Saturday, March 16, 2013

Cerbung : Perempuan Setengah Hati 14

Oleh: Mulyadi Saputra (Moel)
Bagian 14
Kontrak
Bajunya lusuh dan kusam, duduk di sebuah trotoar jalan. Itulah yang ia pandang sore itu setelah pulang dari rumah Yadi. Tak difikirkan sama sekali, ia langsung saja menyelip dua motor di depannya. Saat di perjalanan ponselnya bergetar-getar. Entah dari siapa, tak juga diangkatnya. Setelah sampai dirumah baru ia lihat.
“Dua panggilan tak terjawab dari Mas Dodi”. Gumamnya pelan. “Gua harus telpon dia kayak penting,” Tombol-tombol di telphon genggam, itulah sasarannya.

Thursday, March 14, 2013

Cerbung : Perempuan Setengah Hati 13

Oleh: Mulyadi Saputra (Moel)



Bagian 13
Biarkan Memilih

“Van, tolongin Ibu…” pinta Ibu saat keluar dari mobil membawa banyak belanja. Sudah terbiasa bila awal bulan mereka selalu belanja untuk persediaan. Ivan tak langsung merespon. Ia masih termangu dengan laptop dan buku catatan kecil yang selalu ia bawa kemanapun.
“Ivan,…” seru kembali ibunya.
“Iya Bu…” sambil lari ia memakai kaos oblong warna putih dengan tulisan di punggungnya “COOL!!”.

Monday, March 11, 2013

Cerbung: Perempuan Setengah Hati 12

Oleh: Mulyadi Saputra (Moel)


Bagian 12
Tak Pandang Bulu
Yadi adalah teman lama Ivan. Mereka berteman dari SMA namun mereka akhir-akhir ini jarang bertemu dan komunikasipun terlihat jarang. Saat Ivan pergi kesebuah taman di Bogor mereka bertemu dan saling menanyakan kabar. Saling canda. Keakraban kembali terjalin sebagaimana dulu sewaktu di SMA. Yadi ditemani seorang perempuan. Pacarnya. Ivan tak sengaja di sana ia hanya menghadiri acara keluarga. Kebetulan lokasi yang ditempatkan di Bogor.
Ivan diperkenalkan dengan pacar Yadi. Tubuhnya sangat menggoda sekali. Tinggi, putih dan rambutnya lurus panjang. Ivan menebar senyum padanya.

Saturday, March 9, 2013

Cerbung: Perempuan Setengah Hati 11

Oleh: Mulyadi Saputra (Moel)


Bagian 11
Jujur Itu Pedih
Sehabis diskusi ia langsung beranjak pulang. Diperjalanan ia teringat dengan Sari. Ia tak pernah memberi kabar seakan-akan ia mengngantungkan perasaan orang lain. Ia juga berpikir kalau saja itu semua terlimpah padanya pasti itu juga membuat setres. Ia berhenti disebuat rumah makan Padang. Sambil menunggu hidangan diantar oleh pelayan ia menarik ponselnya.

Monday, March 4, 2013

Cerbung: Perempuan Setengah Hati 10

Oleh: Mulyadi Saputra (Moel)



Bagian 10
Kebetulan Sama
            Gugun dan Sonny sekarang sedang pergi ke Mall. Mereka sedang happy-happy dengan Nania dan Dian yang selalu mendampingi mereka. Meski Sonny bukan seorang model tetapi ia bisa meluluhkan wanita model seperti Dian yang sebegitu cantik dan sebegitu menawan. Susah diungkapkan dengan kata-kata. Gandengan tangan yang erat dari masing-masing pasangan menghanyutkan waktu. Merekapun membeli tiket bioskop. Ingin nonton Film yang sedang marak diceritakan oleh kalangan penggemarnya.

Saturday, March 2, 2013

Cerbung: Perempuan Setengah Hati 9

Oleh: Mulyadi Saputra (Moel)


Bagian 9
Diary
            Panas matahari siang menyengat, udara juga ikut terbawa masuk kepori-pori tubuh. Begitulah suasana siang itu disebuah pintu Tol Mohammad Toha siang itu. Ivan bersama kedua orang tuanya dari Ciwidey. Sebuah tempat yang sejuk di daerah Jawa Barat, sangat terkenal dengan pemandian atau kolam renang yang berair panas alias pemandian panas. Senganja mereka lewat Tol Mohammad Toha untuk menghindari macet. Jika lewat Kopo hari minggu seperti ini pasti macet, bisa-bisa sampai rumahnya malam. Meski rumahnya lebih dekat dari sana.

S i n o p s i s Novel: Mencari Aku Waktu Dan Rahasia Dunia

Mencari Aku, Waktu, dan Rahasia Dunia adalah judul dari novel ini. Novel ini menceritakan tentang seorang anak muda dalam proses pencarian. Tokoh utamanya adalah ‘Aku’ dengan nama Fajruddin Saleh bin Tjik Saleh dengan karakter pemuda yang idealis dan memiliki seorang kekasih yang berbeda kepercayaan (ia memanggil kekasihnya itu si Manis, nama aslinya Resita Maulia). Tokoh utama adalah seorang mahasiswa Ilmu Komunikasi Jurnalistik di salah satu universitas di Bandung yang sedang bercerita tentang bagaimana jika ia telah memperoleh gelar sarjana nanti. Ia sedang menjawab sebuah pertanyaan dari temannya (Ivan), di sebuah Pantai Kuta Bali. Novel ini banyak menggunakan pengibaratan, ini kutipan paragraph di dalamnya: Sekarang siang sudah terbentang seperti bioskop yang baru selesai filmnya. Byar...! nyala lampunya. Terang jadinya. Sedangkan orang yang sedang bercumbu langsung berusaha bertingkah seperti orang baru pulang dari masjid, kaki-tangannya langsung kembali kehabitatnya dan buru-buru mengancing segala kancing, celana juga baju. Merapikan rambut yang sama-sama kusut, tak jelas penyebabnya. Mengelap seluruh bagian tubuh yang basah, tak tahulah kalau bagian lain yang basah, di elap atau dibiarkan. Hussss... adegan kegelapan sudah usai! Mirip sekali perbuatan itu dengan penumpang dalam bus ini, ada yang mengusap air liur yang meleleh dibibir, ada yang memoles-moles mata belekan, dan merapi-rapikan rambut yang kusut dan baju yang semerawut, dikancingnya kembali. Masa tidur telah usai. Mau tahu kenapa? Sebab banyak orang menggunakan kegelapan sebagai ajang aji mumpung! Mumpung orang tidak tahu. Mumpung orang tak ada yang lihat, saya boleh melakukan apa saja, dll, dan dll. Maka terjadilah....adegan setiap kegelapan datang. Tokoh utama akan pulang kampung bila telah selesai kuliah nanti karena tak mampu untuk terus menyandang status pengangguran. Nah, dalam perjalanan pulang itu ia memperoleh banyak pengalaman dari seorang fotografer, seorang wanita yang sudah berkeluarga, keluarga perantauan dan seorang petualang. Pada setiap pertemuan ia selalu ngobrol dan bercerita. Jadi novel ini mengisahkan bercerita lalu dalam cerita itu ada lagi cerita. Jidi, novel ini sengaja ditulis dengan penuh canda, kata-kata yang lucu dan terkadang terdengar norak dan canggung di telinga. Sebab saya ingin menghibur, agar setiap pembaca dapat tertawa di samping keseriausannya mengolah semua pesan yang tersirat dalam isi novel. Bukan hanya itu saja isinya, tokoh utama juga meneruskan ceritanya dengan Ivan dengan lamunan. Dalam lamunan tokoh utama ia setelah di kampung halaman, ia mendirikan sekolah gratis untuk buta huruf. Dan sampai ia bekerja di sebuah instansi pemerintahan, kemudian ia kembali lagi ke Bandung untuk mencari impiannya. Ending dari novel ini sengaja saya buat menggantung, agar pembaca yang meneruskan kisahnya… Pesan yang ingin saya sampaikan dalam novel ini yaitu:  Sebuah kisah perjalanan. Disana saya ingin sekali menggambarkan bahwa hidup ini adalah sebuah perjalanan dan penuh pencarian. Pencarian didunia ini tak lain adalah pencarian kepuasan. Sebab, kepuasan adalah tingkat teratas dari semua level pencarian. Adakah seseorang memperoleh kepuasan? (sudah punya motor ingin mobil, punya istri satu pingin dua dan sebagainya), dan disetiap pencarian tak luput dari sebuah perjalanan baik itu perjalanan sebenarnya atau hanya perjalanan pikiran.  Saya juga ingin menyoroti masalah lapangan pekerjaan dan pengangguran di Negara kita yang tercinta ini. Ada satu anekdot “Yang ahli dan bahkan sarjana saja pengangguran apa lagi tidak sekolah dan tak ahli” lapangan pekerjaan di Indonesia memangsungguh sulit. Dan bahkan tingkat pengangguran semakin hari semakin mertambah.  Pendidikan gratis buta huruf. Saya ingin menyinggung tentang pemerataan pendidikan di Indonesia. Sebab banyak daerah terpencil di Indonesia masih belum tahu huruf alias buta huruf. Contoh di wilayah Papua berapa persen orang yang dapat membaca dan menulis?, lalu di wilayah Jambi ada yang dinamakan Suku Anak Dalam (Kubu), nah suku ini bisa dikatakan, orang yang tak terjamah oleh huruf. Masih banyak sekali penduduk Indonesia yang tak dapat membaca dan menulis sebenarnya.  Tokoh utama kembali lagi kekampung dan setelah itu kembali lagi ke Bandung. Itu adalah pesan yang sangat dasar, bahwasanya kehidupan adalah sebuah siklus waktu. Dimana ada kelahiran ada pula kematian, dimana ada kejayaan juga ada keterpurukan.