Monday, March 4, 2013

Cerbung: Perempuan Setengah Hati 10

Oleh: Mulyadi Saputra (Moel)



Bagian 10
Kebetulan Sama
            Gugun dan Sonny sekarang sedang pergi ke Mall. Mereka sedang happy-happy dengan Nania dan Dian yang selalu mendampingi mereka. Meski Sonny bukan seorang model tetapi ia bisa meluluhkan wanita model seperti Dian yang sebegitu cantik dan sebegitu menawan. Susah diungkapkan dengan kata-kata. Gandengan tangan yang erat dari masing-masing pasangan menghanyutkan waktu. Merekapun membeli tiket bioskop. Ingin nonton Film yang sedang marak diceritakan oleh kalangan penggemarnya.

“Harry Potter” ucap Sonni saat  menelpon Ivan kemarin. Ia menawarkan kalau mau nonton bareng. Tadinya ia mau nonton rame-rame dengan teman-teman sekelas tapi, mereka banyak yang menolak. Ivan ada acara sendiri. Begitu pula Anto yang baru bisa kuliah setelah beberapa hari terbaring di rumah sakit. Tentunya ia belum pulih sepenuhnya. Jalannya masih ter bata-bata.
****
Ivan lebih tertarik mengikuti diskusi di sebuah komunitas yang beraliran sastra. Sepertinya ia kini begitu mendalami sastra, ia mulai sadar kalau ia sebenarnya suka sekali dengan karya-karya sastra. Dari dulu ia hanya membaca dan belum pernah berdiskusi tentang sastra. Ia merasa penasaran juga rupanya.
Sebuah kosan kecil, 4x5meter. Di sana terkumpul mahasiswa-mahasiswa sastra. Diantaranya Reza, Seno dan Delia. Ivan masuk dan duduk di samping Seno. Tak lama beberapa orang datang dengan latar belakan dan jurusan yang berbeda. Bahkan sebagian besar dari mereka belum saling kenal. Saling sapa dan tegur kenalan dan bertanya kemampuan. Ivan tertunduk ketika salah satu dari mereka ada yang bertanya padanya,
“Tulisannya udah sering di muat di media...Mas...  ?” Ivan tercengang gerogi.
“Belum.” Singkat saja. “Saya baru mencintai sastra. Kata seseorang padaku, sebelum kita membuat, cintailah terlebih dahulu,” Tambahkan Ivan sambil membeladiri agar ia tidak begitu diremehkan. Serasa hatinya terbakar habis. Ia mulai berfikir keras tentang karya-karyanya yang belum pernah selesai hanya tersimpan manis di laptop. Makin sempit kosan itu sehingga begitu sesak. Panas. Ia terpojok.
Acara dibuka dengan pengantar dari Reza sebagai ketua di Komunitas itu. Dan karya sastra yang mereka angkat adalah sebuah novel yang sangat terkenal. Novel yang sangat laris di dunia dan banyak sekali penggemarnya.
“Novel yang akan kita diskusikan adalah Harry Potter”
Deg. Ivan terbelalak mendengar kata-kata itu. Ia langsung ingat ajakan Sonni kemarin. Ia langsung menyulut rokoknya dan menawari teman disampingnya dan Seno. Senopun menarik satu batang langsung menyalakannya juga.
Sambil diskusi ia sering melihat kearah seorang perempuan. Delia. Bibinya memang manis sekali dan sepertinya sangat cerdas beberapa kali saat diskusi ia mengeluarkan Argumen-argumen yang dahsyat-dahsyat. Juga begitu kritis setiap menanggapi sesuatu.
“Kutunggu dia pulang.” Gumam Ivan dalam hati.
**BERSAMBUNG**

No comments:

S i n o p s i s Novel: Mencari Aku Waktu Dan Rahasia Dunia

Mencari Aku, Waktu, dan Rahasia Dunia adalah judul dari novel ini. Novel ini menceritakan tentang seorang anak muda dalam proses pencarian. Tokoh utamanya adalah ‘Aku’ dengan nama Fajruddin Saleh bin Tjik Saleh dengan karakter pemuda yang idealis dan memiliki seorang kekasih yang berbeda kepercayaan (ia memanggil kekasihnya itu si Manis, nama aslinya Resita Maulia). Tokoh utama adalah seorang mahasiswa Ilmu Komunikasi Jurnalistik di salah satu universitas di Bandung yang sedang bercerita tentang bagaimana jika ia telah memperoleh gelar sarjana nanti. Ia sedang menjawab sebuah pertanyaan dari temannya (Ivan), di sebuah Pantai Kuta Bali. Novel ini banyak menggunakan pengibaratan, ini kutipan paragraph di dalamnya: Sekarang siang sudah terbentang seperti bioskop yang baru selesai filmnya. Byar...! nyala lampunya. Terang jadinya. Sedangkan orang yang sedang bercumbu langsung berusaha bertingkah seperti orang baru pulang dari masjid, kaki-tangannya langsung kembali kehabitatnya dan buru-buru mengancing segala kancing, celana juga baju. Merapikan rambut yang sama-sama kusut, tak jelas penyebabnya. Mengelap seluruh bagian tubuh yang basah, tak tahulah kalau bagian lain yang basah, di elap atau dibiarkan. Hussss... adegan kegelapan sudah usai! Mirip sekali perbuatan itu dengan penumpang dalam bus ini, ada yang mengusap air liur yang meleleh dibibir, ada yang memoles-moles mata belekan, dan merapi-rapikan rambut yang kusut dan baju yang semerawut, dikancingnya kembali. Masa tidur telah usai. Mau tahu kenapa? Sebab banyak orang menggunakan kegelapan sebagai ajang aji mumpung! Mumpung orang tidak tahu. Mumpung orang tak ada yang lihat, saya boleh melakukan apa saja, dll, dan dll. Maka terjadilah....adegan setiap kegelapan datang. Tokoh utama akan pulang kampung bila telah selesai kuliah nanti karena tak mampu untuk terus menyandang status pengangguran. Nah, dalam perjalanan pulang itu ia memperoleh banyak pengalaman dari seorang fotografer, seorang wanita yang sudah berkeluarga, keluarga perantauan dan seorang petualang. Pada setiap pertemuan ia selalu ngobrol dan bercerita. Jadi novel ini mengisahkan bercerita lalu dalam cerita itu ada lagi cerita. Jidi, novel ini sengaja ditulis dengan penuh canda, kata-kata yang lucu dan terkadang terdengar norak dan canggung di telinga. Sebab saya ingin menghibur, agar setiap pembaca dapat tertawa di samping keseriausannya mengolah semua pesan yang tersirat dalam isi novel. Bukan hanya itu saja isinya, tokoh utama juga meneruskan ceritanya dengan Ivan dengan lamunan. Dalam lamunan tokoh utama ia setelah di kampung halaman, ia mendirikan sekolah gratis untuk buta huruf. Dan sampai ia bekerja di sebuah instansi pemerintahan, kemudian ia kembali lagi ke Bandung untuk mencari impiannya. Ending dari novel ini sengaja saya buat menggantung, agar pembaca yang meneruskan kisahnya… Pesan yang ingin saya sampaikan dalam novel ini yaitu:  Sebuah kisah perjalanan. Disana saya ingin sekali menggambarkan bahwa hidup ini adalah sebuah perjalanan dan penuh pencarian. Pencarian didunia ini tak lain adalah pencarian kepuasan. Sebab, kepuasan adalah tingkat teratas dari semua level pencarian. Adakah seseorang memperoleh kepuasan? (sudah punya motor ingin mobil, punya istri satu pingin dua dan sebagainya), dan disetiap pencarian tak luput dari sebuah perjalanan baik itu perjalanan sebenarnya atau hanya perjalanan pikiran.  Saya juga ingin menyoroti masalah lapangan pekerjaan dan pengangguran di Negara kita yang tercinta ini. Ada satu anekdot “Yang ahli dan bahkan sarjana saja pengangguran apa lagi tidak sekolah dan tak ahli” lapangan pekerjaan di Indonesia memangsungguh sulit. Dan bahkan tingkat pengangguran semakin hari semakin mertambah.  Pendidikan gratis buta huruf. Saya ingin menyinggung tentang pemerataan pendidikan di Indonesia. Sebab banyak daerah terpencil di Indonesia masih belum tahu huruf alias buta huruf. Contoh di wilayah Papua berapa persen orang yang dapat membaca dan menulis?, lalu di wilayah Jambi ada yang dinamakan Suku Anak Dalam (Kubu), nah suku ini bisa dikatakan, orang yang tak terjamah oleh huruf. Masih banyak sekali penduduk Indonesia yang tak dapat membaca dan menulis sebenarnya.  Tokoh utama kembali lagi kekampung dan setelah itu kembali lagi ke Bandung. Itu adalah pesan yang sangat dasar, bahwasanya kehidupan adalah sebuah siklus waktu. Dimana ada kelahiran ada pula kematian, dimana ada kejayaan juga ada keterpurukan.