Bagian 10
Kebetulan
Sama
Gugun
dan Sonny sekarang sedang pergi ke Mall. Mereka sedang happy-happy dengan Nania dan Dian yang selalu mendampingi mereka.
Meski Sonny bukan seorang model tetapi ia bisa meluluhkan wanita model seperti
Dian yang sebegitu cantik dan sebegitu menawan. Susah diungkapkan dengan
kata-kata. Gandengan tangan yang erat dari masing-masing pasangan menghanyutkan
waktu. Merekapun membeli tiket bioskop. Ingin nonton Film yang sedang marak
diceritakan oleh kalangan penggemarnya.
“Harry Potter” ucap Sonni saat menelpon Ivan kemarin. Ia menawarkan kalau
mau nonton bareng. Tadinya ia mau nonton rame-rame dengan teman-teman sekelas
tapi, mereka banyak yang menolak. Ivan ada acara sendiri. Begitu pula Anto yang
baru bisa kuliah setelah beberapa hari terbaring di rumah sakit. Tentunya ia
belum pulih sepenuhnya. Jalannya masih ter bata-bata.
****
Ivan lebih tertarik mengikuti diskusi di sebuah
komunitas yang beraliran sastra. Sepertinya ia kini begitu mendalami sastra, ia
mulai sadar kalau ia sebenarnya suka sekali dengan karya-karya sastra. Dari
dulu ia hanya membaca dan belum pernah berdiskusi tentang sastra. Ia merasa
penasaran juga rupanya.
Sebuah kosan kecil, 4x5meter. Di sana
terkumpul mahasiswa-mahasiswa sastra. Diantaranya Reza, Seno dan Delia. Ivan
masuk dan duduk di samping Seno. Tak lama beberapa orang datang dengan latar
belakan dan jurusan yang berbeda. Bahkan sebagian besar dari mereka belum
saling kenal. Saling sapa dan tegur kenalan dan bertanya kemampuan. Ivan
tertunduk ketika salah satu dari mereka ada yang bertanya padanya,
“Tulisannya udah sering di muat di
media...Mas... ?” Ivan tercengang
gerogi.
“Belum.” Singkat saja. “Saya baru
mencintai sastra. Kata seseorang padaku, sebelum kita membuat, cintailah
terlebih dahulu,” Tambahkan Ivan sambil membeladiri agar ia tidak begitu
diremehkan. Serasa hatinya terbakar habis. Ia mulai berfikir keras tentang
karya-karyanya yang belum pernah selesai hanya tersimpan manis di laptop. Makin
sempit kosan itu sehingga begitu sesak. Panas. Ia terpojok.
Acara dibuka dengan pengantar dari Reza
sebagai ketua di Komunitas itu. Dan karya sastra yang mereka angkat adalah
sebuah novel yang sangat terkenal. Novel yang sangat laris di dunia dan banyak
sekali penggemarnya.
“Novel yang akan kita diskusikan adalah
Harry Potter”
Deg. Ivan terbelalak mendengar kata-kata
itu. Ia langsung ingat ajakan Sonni kemarin. Ia langsung menyulut rokoknya dan
menawari teman disampingnya dan Seno. Senopun menarik satu batang langsung
menyalakannya juga.
Sambil diskusi ia sering melihat kearah
seorang perempuan. Delia. Bibinya memang manis sekali dan sepertinya sangat
cerdas beberapa kali saat diskusi ia mengeluarkan Argumen-argumen yang
dahsyat-dahsyat. Juga begitu kritis setiap menanggapi sesuatu.
“Kutunggu dia pulang.” Gumam Ivan dalam
hati.
**BERSAMBUNG**
No comments:
Post a Comment