Wednesday, February 13, 2013

Cerbung: Perempuan Setengah Hati 5

Oleh: Mulyadi Saputra (Moel)



Bagian 5
Cinta Vs Dusta
            Janji muluk Ivan sangat di dengarkan oleh Heni. Seperti tidak tahu gombalan cowok saja. Padahal permintaan-permintaannya sangat jarang sekali di kabulkan oleh Ivan. Jalan-jalan, nongkrong di kafee sampai minta antar ke suatu tempatpun selalu tak pernah dituruti Ivan. Alasan bermacam-macampun terkeluar darinya. Heni sepertinya sangat waspada sekali dengan kalau pacarnya akan berubah dalam waktu yang sebentar. Seperti yang diungkapkan salah seorang tokoh “Bila kita memperoleh sesuatu dengan mudah maka, akan mudah pula hilang dari kita.”
            Sama halnya Heni mendapatkan Ivan. Sangatlah mudah, sekali saja ia dekat dengan Ivan dengan menjual bagaimana kemolekan tubuh dan lentik jarinya, hati Ivan dengan mudah terkobar dan menyambar seperti petir.
            Sesal Heni tidak terkira saat ia merasakan kebohongan dari orang yang sangat ia
banggakan itu.
            “Heni, kemana ..? sombong gitu...nggak inget kemarin .. apa..? senyum meledek dari bibirnya.
            Sekonyong-konyong Ivan meledek. Ia mengingatkan apa yang pernah mereka perbuat di kosan Heni tempo lalu. Heni menunduk kesal. Menyesali apa yang pernah ia berikan pada seorang keparat seperti Ivan. Hati Heni kini tak terbayangkan hancurnya.
            “Cinta itu bushit.” Pekiknya dalam hati.
****
            Sepulang kuliah Ivan menyempatkan untuk mampir kerumah Dino, ia telah lama sekali tidak bertemu. Wajarlah, selain rumahnya jauh, mereka juga telah berlainan sekolah. Semasa SMA mereka selalu bersama namun sekarang berlainan kampus meski masih dalam wilayah kota Bandung.
            Ting....Tong.... bell rumah Dino telah di tekan Ivan. Keluar seorang lelaki dengan rambut godrong memakai baju lengan buntung alias can see.
            ”Eh...Ivan, tumben ada apa nih. Masuk..Masuk.” ia menyambut dengan ramah, sambil menarik tangan Ivan. Ivan terlihat gerogi dengan rumah megah seperti ini. Meski dulu mereka sering kumpul bersama di situ tapi tetap saja kikuk setelah lama tidak pernah datang ke situ kembali. Terlihat sosok laki-laki dikamarnya yang asik memainkan gitar.
            ”Kenalin, ini temen gua. Bima.” Doni sembari mengacungkan tangan kearah cowok berjerawat itu. Ia langsung mengacungkan tangan kearah Ivan dengan senyum.
            ”Bima” sambil melepaskan gitar yang terdekap erat di dadanya. Ivan menyambutnya dengan senyum pula,
            ”Ivan.” terdengar lirih ia menyebut namanya sendiri. Doni langsung menceritakan keakraban dan kebersamaannya sewaktu SMA dulu bersama Ivan.
            ”Masih sibuk di dunia model Van...?” tanyanya. Ivan menganggukkan kepalanya.
            ”Iya.”dengan sangat singkat sekali pemuda yang terkelit dengan banyak wanita sekarang ini. Maklumlah ia punya modal. Dari wajahnya yang ganteng ditambah banyak duit, cewek mana yang tidak kepincut dengan lelaki seperti itu.
            Ivan sambil menyalakan korek untuk menghidupkan rokok yang terselip manis di jari kirinya, ia mengajak jalan-jalan atau kemping yang telah lama sekali tidak mereka lakukan. Padahal dulu mereka sangat sering dengan satu temannya lagi bernama Bram. Sekarang cowok yang punya hobi petualang itu telah menghilang dari kota Bandung. Ia meneruskan studinya di Singapura.
****
            tiba-tiba Heni SMS memaki-makinya. Ia menagih janji-janji manis darinya. Ivan malah tersenyum-senyum geli melihat perempuan. Lalu ia malah SMS,

     To   : Heni                  14:28:13
    
     Hen, sblm nya gw mta maaf kalu tlah nyktin elo.
Tp, bkn maksd gw gtu.Cinta tdk bsa dpaksa.
Klu dlu gw blng cinta itu hnya menghrgai lo krn lo baik bgt ma gw.

“Sent”

Sungguh tak tertahankan pedih yang dirasakan Heni saat itu. Ivan sama sekali tak pernah merasakan betapa orang yang mencintai dia itu jungkir balik. Bantak guling adalah ajang pelampiasan tangis Heni. Kasihan benar dia, baru saja Ayahnya pergi keluar kota, katanya untuk memenuhi tuntutan kerja, padahal dia tahu persis kalau Ayahnya pergi dengan seorang sekretarisnya. Ibunya telah dibohongi habis-habisan oleh Ayahnya. Tapi, kalau di9a mengadu pada Ibunya maka dia akan lebih sakit hati. Karena Ibunya tak pernah mau menuntut haknya. Ibunya terlalu lemah untuk melakukan itu. Padahal sewaktu didepan hakin saat malaksanakan akad nikah telah berjanji didepan saksi untuk tidak berbuat seperti itu. Ia begitu kesal dengan Ayah dan Ivan dan semua laki-laki di muka bumi ini. Baginya semua laki-laki itu sama. 

**BERSAMBUNG**

No comments:

S i n o p s i s Novel: Mencari Aku Waktu Dan Rahasia Dunia

Mencari Aku, Waktu, dan Rahasia Dunia adalah judul dari novel ini. Novel ini menceritakan tentang seorang anak muda dalam proses pencarian. Tokoh utamanya adalah ‘Aku’ dengan nama Fajruddin Saleh bin Tjik Saleh dengan karakter pemuda yang idealis dan memiliki seorang kekasih yang berbeda kepercayaan (ia memanggil kekasihnya itu si Manis, nama aslinya Resita Maulia). Tokoh utama adalah seorang mahasiswa Ilmu Komunikasi Jurnalistik di salah satu universitas di Bandung yang sedang bercerita tentang bagaimana jika ia telah memperoleh gelar sarjana nanti. Ia sedang menjawab sebuah pertanyaan dari temannya (Ivan), di sebuah Pantai Kuta Bali. Novel ini banyak menggunakan pengibaratan, ini kutipan paragraph di dalamnya: Sekarang siang sudah terbentang seperti bioskop yang baru selesai filmnya. Byar...! nyala lampunya. Terang jadinya. Sedangkan orang yang sedang bercumbu langsung berusaha bertingkah seperti orang baru pulang dari masjid, kaki-tangannya langsung kembali kehabitatnya dan buru-buru mengancing segala kancing, celana juga baju. Merapikan rambut yang sama-sama kusut, tak jelas penyebabnya. Mengelap seluruh bagian tubuh yang basah, tak tahulah kalau bagian lain yang basah, di elap atau dibiarkan. Hussss... adegan kegelapan sudah usai! Mirip sekali perbuatan itu dengan penumpang dalam bus ini, ada yang mengusap air liur yang meleleh dibibir, ada yang memoles-moles mata belekan, dan merapi-rapikan rambut yang kusut dan baju yang semerawut, dikancingnya kembali. Masa tidur telah usai. Mau tahu kenapa? Sebab banyak orang menggunakan kegelapan sebagai ajang aji mumpung! Mumpung orang tidak tahu. Mumpung orang tak ada yang lihat, saya boleh melakukan apa saja, dll, dan dll. Maka terjadilah....adegan setiap kegelapan datang. Tokoh utama akan pulang kampung bila telah selesai kuliah nanti karena tak mampu untuk terus menyandang status pengangguran. Nah, dalam perjalanan pulang itu ia memperoleh banyak pengalaman dari seorang fotografer, seorang wanita yang sudah berkeluarga, keluarga perantauan dan seorang petualang. Pada setiap pertemuan ia selalu ngobrol dan bercerita. Jadi novel ini mengisahkan bercerita lalu dalam cerita itu ada lagi cerita. Jidi, novel ini sengaja ditulis dengan penuh canda, kata-kata yang lucu dan terkadang terdengar norak dan canggung di telinga. Sebab saya ingin menghibur, agar setiap pembaca dapat tertawa di samping keseriausannya mengolah semua pesan yang tersirat dalam isi novel. Bukan hanya itu saja isinya, tokoh utama juga meneruskan ceritanya dengan Ivan dengan lamunan. Dalam lamunan tokoh utama ia setelah di kampung halaman, ia mendirikan sekolah gratis untuk buta huruf. Dan sampai ia bekerja di sebuah instansi pemerintahan, kemudian ia kembali lagi ke Bandung untuk mencari impiannya. Ending dari novel ini sengaja saya buat menggantung, agar pembaca yang meneruskan kisahnya… Pesan yang ingin saya sampaikan dalam novel ini yaitu:  Sebuah kisah perjalanan. Disana saya ingin sekali menggambarkan bahwa hidup ini adalah sebuah perjalanan dan penuh pencarian. Pencarian didunia ini tak lain adalah pencarian kepuasan. Sebab, kepuasan adalah tingkat teratas dari semua level pencarian. Adakah seseorang memperoleh kepuasan? (sudah punya motor ingin mobil, punya istri satu pingin dua dan sebagainya), dan disetiap pencarian tak luput dari sebuah perjalanan baik itu perjalanan sebenarnya atau hanya perjalanan pikiran.  Saya juga ingin menyoroti masalah lapangan pekerjaan dan pengangguran di Negara kita yang tercinta ini. Ada satu anekdot “Yang ahli dan bahkan sarjana saja pengangguran apa lagi tidak sekolah dan tak ahli” lapangan pekerjaan di Indonesia memangsungguh sulit. Dan bahkan tingkat pengangguran semakin hari semakin mertambah.  Pendidikan gratis buta huruf. Saya ingin menyinggung tentang pemerataan pendidikan di Indonesia. Sebab banyak daerah terpencil di Indonesia masih belum tahu huruf alias buta huruf. Contoh di wilayah Papua berapa persen orang yang dapat membaca dan menulis?, lalu di wilayah Jambi ada yang dinamakan Suku Anak Dalam (Kubu), nah suku ini bisa dikatakan, orang yang tak terjamah oleh huruf. Masih banyak sekali penduduk Indonesia yang tak dapat membaca dan menulis sebenarnya.  Tokoh utama kembali lagi kekampung dan setelah itu kembali lagi ke Bandung. Itu adalah pesan yang sangat dasar, bahwasanya kehidupan adalah sebuah siklus waktu. Dimana ada kelahiran ada pula kematian, dimana ada kejayaan juga ada keterpurukan.