Oleh: Mulyadi Saputra (Moel)
Pak Udin adalah seorang petani dari sumatera yang merantau
ke daerah Bandung, ia bertani buah-buahan. Sore itu ia hendak pulang dari
kebunnya menuju rumahnya yang tidak jauh dari situ. Sebelum pulang ia memetik
mangga karena sedang musim mangga kali itu. Pada saat di jalan ia bertemu
dengan penduduk peribumi sedang duduk-duduk ditepi jalan,
Pak Udin :
“Permisi Pak…” ucapnya seraya membungkukkan badan.
Warga : “Mangga...”
Pak Udin :
“Wah… Bapak tahu aja kalau saya bawa mangga” lalu ia memberi beberapa biji
kepada orangt-orang tersebut… padahal Mangga dalam bahasa sunda yaitu artinya
silahkan… tapi Pak Udin tak tahu artinya karena ia asal Sumatra.
Keesokan harinya ia masih memetik Mangga lagi karena memang
musim mangga waktu itu. dan kejadian seperti kemarin terulang lagi. Ia harus
bagi-bagi mangga meski tak ikhlas.
Dalam otak Pak Udin terus berfikir untuk member pelajaran
pada warga yang setiap sore duduk-duduk di tempat itu.
Sore datang… ia memetik Rambutan yang masih muda karena
memang belum musimnya matang… lalu ia pulang…
Pak Udin :
“Permisi Pak…” ucap Pak Udin seraya membungkukkan badan.
Warga : “Mangga...”
Pak Udin :
“Wah… salah… saya tidak bawa mangga hari ini… tapi… Rambutan Muda…”
Ha…ha….ha…
No comments:
Post a Comment